Ekosistem
Hutan
Bumi adalah planet
di tata surya yang sangat luar biasa. Hanya di Bumi lah makhluk
hidup bisa hidup. Tidak hanya makhluk hidup saja, namun Bumi juga memiliki
lingkungan dan komponen- komponen di dalamnya. Makhluk hidup yang ada di bumi
saling berinteraksi dengan lingkungannya dan membentuk suatu hubungan timbal
balik, inilah yang disebut dengan ekosistem. Ada banyak sekali jenis ekosistem
yang akan kita temui di Bumi. Secara umum ekosistem di Bumi ini dibagi ke dalam
dua kategori, yaitu kategori daratan dan perairan. Ekosistem daratan dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni:
·
Ekosistem hutan
·
Ekosistem padang rumput
·
Ekosistem
pantai
·
Ekosistem gunung, dan lain
sebagainya
Pada kesempatan kali ini kita akan
membahas mengenai salah satu ekosistem darat. Ekosistem yang akan kita bahas
adalah mengenai ekosistem hutan. Artikel ini akan mebahas informasi lebih
banyak dari ekosistem hutan.
Seperti halnya ekosistem yang
lainnya yang disesuaikan dengan namanya, ekosistem hutan merupakan ekosistem
yang cakupan wilayahnya adalah berupa hutan. Seperti yang kita ketahui bersama
bahwasannya ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya yang berupa hubungan timbal balik. Sehingga dapat dikatakan bahwa
ekosistem hutan ini merupakan hubungan antara kumpulan beberapa populasi (baik
itu populasi binatang maupun tumbuh- tumbuhan) yang hidup di permukaan tanah
dan berada di pada suatu kawasan hutan. Ekosistem hutan ini membentuk suatu
kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan yang bersifat dinamis dan
mengadakan interaksi baik langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya
antara satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Ekosistem hutan ini termasuk
dalam kategori ekosistem daratan. Ekosistem hutan ini juga masuk ke dalam
kategori ekosistem alamiah dan dijuluki sebagai “paru- paru Bumi”. Hal ini
karena hutan memegang peranan yang sangat penting untuk dapat mengatur dan
menjaga kesehatann Bumi. Bahkan hutan juga dijadikan sebagai parameter untuk
melihat apakan Bumi mengalami sakit ataukah tidak.
Komponen
Ekosistem Hutan
Karena ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya, maka setiap ekosistem mempunyai komponen masing- masing.
Ekosistem hutan juga memiliki komponen- komponen yang menyusun ekosistem hutan
itu sendiri. Komponen yang terdapat dalam ekosistem hutan ini selain meliputi
komponen biotik dan juga abiotik, juga dilihat lagi dari segi makanan. Dari
segi makanan, komponen ini dibedakan menjadi 2 macam yakni komponen autotrof
dan heterotrof. Komponen autotrof merupakan komponen yang mampu menyediakan
makanan sendiri, sedangkan komponen heterotrof merupakan komponen yang selalau
memanfaatkan bahan organik sebegai makanannya. Untuk mengetahui lebih lengkap,
berikut ini merupakan komponen yang ada di dalam ekosistem hutan.
- Komponen biotik. Komponen biotik atau komponen yang
berupa makhluk hidup yang ada di ekosistem hutan ini banyak sekali
jenisnya, yakni tumbuhan, binatang, serta organisme- organisme lainnya.
- Komponen abiotik. Selain komponen yang hidup, ada pula
komponen yang tidak hidup. Meskipun tidak hidup namun keberadaan komponen
ini bisa mempengaruhi komponen- komponen lain yang ada di ekosistem
tersebut. Berikut merupakan komponen abiotik atau komponen yang tidak
hidup di ekosistem hutan, yaitu suhu, cahaya matahari, air, iklim, tanah,
angin, batu, dan lain sebagainya.
- Komponen Autotrof. Kata “autotrof” ini berasal dari 2
kata, yaitu “autros” yang mempunyai arti sendiri, dan juga “tropikhos”
yang mempunyai arti menyediakan makanan. Sehingga komponen autotrof yang
terdapat dalam ekosistem hutan ini merupakan komponen yang mampu
menyediakan atau mensisntesis makanannya sendiri. Dalam membuat makanannya
sendiri, komponen ini menggunakan bahan- bahan anorganik. Kemudian dengan
bantuan dari klorofil dan juga energi dari sinar matahari, bahan- bahan
anorganik tersebut diubah menjadi bahan- bahan makanan organik. Dengan
demikian, organisme yang termasuk ke dalam golongan autotrof ini pada
umumnya adalah mereka yang memiliki zat hijau daun atau korofil.
Pengikatan yang dilakukan oleh energi sinar matahari dan sistesis bahan
organik menjadi bahan anorganik kompleks ini hanya bisa dilakukan oleh
komponene autrotrof saja. Contoh komponene autotrof yang ada di ekosistem
hutan adalah pohon dan rumput- rumputan.
- Komponen Heterotrofik. Kata “heterotrofik” ini berasal
dari dua kata, yaitu “hetero” yang berarti berbeda, lain,
maupun tidak seragam dan “tropikhos” mempunyai arti menyediakan makanan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa komponen heterotrofik ini merupakan
komponen atau organisme yang dalam hidupnya selalu memanfaatkan bahan
oirganik sebagai bahan makanannya. Bahan organik yang digunakan untuk
membuat makanan tersebut telah disediakan oleh organisme atau makhluk
lainnya. Dapat dikatakan pula komponen heterotrofik ini mendapatkan bahan
makanannya dari komponen autotrof. Sebagian dari anggota komponen
heterotrofik ini akan menguraikan bahan organik kompleks ke dalam bentuk
bahan anorganik yang sederhana yang nantinya akan digunakan sebagai bahan
baku untuk membuat makanan komponen autotrof. Contoh komponen heterotrof
yang ada dalam ekosistem hutan diantaranya adalah binatang, jamur, dan
juga jasad renik.
Macam-
Macam Ekosistem Hutan
Hutan merupakan kekayaan alam yang bersifat alamiah. Hutan
ini ada karena bentukan alam, namun juga bisa dibuat oleh manusia. Hutan ini
ada di berbagai wilayah di setiap sudut Bumi, oleh karena hutan ini mempunyai
fungsi yang sangat banyak. Ada banyak sekali jenis hutan di Bumi ini. Apabila
kita mencermatinya saru per satu, maka kita akan dapat menemukan jenis-
jenis hutan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Karena banyaknya jenis hutan ini, maka para ilmuwan mengelompokkannnya
berdasarkan kategori- kategori tertentu. Kita akan membahas mengenai jenis-
jenis hutan tersebut yang dilihat dari beberapa kategori, seperti berdasarkan
letak geografisnya, sifat musimnya, ketinggian tempatnya, kondisi tanahnya, dan
juga dominasi pepohonannya. Secara umum, berikut merupakan jenis- jenis hutan:
1.
Berdasarkan letak geografisnya
Letak
geografis suatu benda merupakan kedudukan suatu benda di
bentang alamnya. Letak geografis hutan ini bisa dilihat dari dimana letak hutan
itu. Letak geografis ini bisa dilihat dari iklim yang berada di suatu wilayah
letak hutan itu berada, bisa juga dilihat dari batasan atau kanan kiri dari
hutan tersebut, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan alam. Berdasarkan
letak geografisnya, hutan ini dibedakan menjadi 3 macam, yakni:
1. Hutan tropis, yaitu hutan yang
letaknya berada di wilayah atau daerah khatulistiwa. Hutan ini mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut:
·
Terletak di wilayah yang mempunyai iklim tropis
·
Pohon- pohon di hutan ini biasanya berukuran tinggi dan
mencapai beberapa meter
·
Daun- daun pohon di hutan ini sangat lebat, saking lebatnya
hingga terkadang menghalangi cahaya matahari yang masuk dan membuat tanah di
bawahnya lembab
·
Tumbuhan yang hidup di hutan ini terdiri dari berbagai jenis
·
Mendapatkan curah hujan yang sangat cukup sepanjang tahun
2. Hutan temperate, yaitu hutan yang
berada di wilayah yang mempunyai 4 musim. Hutan ini mempunyai ciri- ciri
sebagai berikut:
·
Terletak di wilayang yang mempunyai 4 musim, yakni musim
panas, musim gugur, musim semi, dan musim semi
·
Biasanya wilayah tersebut mempunyai iklim sub tropis
·
Mendapatkan curah hujan yang tidak sebanyak hutan tropis
3. Hutan boreal, yaitu hutan yang
terletak di daerah lingkaran kutub- kutub Bumi. Karena letak hutan ini yang
berada di wilayah lingkaran kutub Bumi, maka wilayah hutan ini akan ditutupi
oleh es atau salju. Hutan ini juga disebut sebagai bioma taiga.
Beberapa ciri yang dimiliki oleh hutan ini adalah sebagai berikut:
·
Terletak di antara daerah yang memiliki iklim sub tropis
dengan daerah iklim kutub atau iklim dingin
·
Terdapat perbedaan variasi suhu yang sangat mencolok, yakni
antara musim panas dan juga musim dingin
·
Pertumbuhan tanaman terjadi ketika musim panas, yakni selama
3 hingga 6 bulan
·
Ditumbuhi flora atau tumbuhan yang bersifat homogen atau
berseragam
·
Tumbuhan yang dominan tumbuh disana adalah tumbuhan yang
memiliki daun runcing seperti jaru (tumbuhan konifer), yang tampak selalu hijau
sepanjang tahunnya
·
Dihuni oleh berbagai fauna khas, yakni srigala, burung,
beruang hitam, moose, ajak, dan lynx.
2.
Berdasarkan Sifat Musimnya
Musim merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam
hutan. Hal ini karena musim tersebut akan menentukan kondisi dalam hutan itu.
Berdasarkan sifat yang dimiliki musimnya, hutan dibedakan menjadi 4 macam,
yaitu:
1.
Hutan Hujan, yaitu hutan yang memiliki curah hujan yang
tinggi. Hujan yang menyirami hutan ini bersifat rutin dan sepanjang tahun.
Hutan ini memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
·
Tingkat curah hujan yang dimiliki sangat tinggi, yakni
antara 200 hingga 450 cm / tahun
·
Mendapatkan penyinaran matahari sepanjang tahun
·
Suhu yang berada di sekitar lingkungan antara 21 hingga 30
derajat Celcius
·
Pepohonan yang berada di hutan ini tumbuh tinggi menjulang
hingga mencapai 55 m, dan membentuk tudung atau kanopi.
·
Terdapat beberapa tanaman rambat seperti rotan dan anggrek
yang menempel di pepohonan untuk mendapatkan sinar matahari.
·
Dihuni beberapa fauna yang hidup di sekitar kanopi pohon,
seperti macan tutul, jaguar, babi hutan, serta beberapa serangga.
2.
Hutan selalu hijau atau evergreen forest, yakni hutan yang
selalu terlihat jikau sepanjang tahun. Hutan yang demikian ini biasanya
memiliki vegetasi tumbuhan yang tahan terhadap air yang sedikit.
3.
Hutan musim atau hutan gugur (deciduous forest), adalah
hutan yang ditumbuhi oleh berbagai macam tanaman yang menggugurkan daunnya
ketika musim gugur tiba. Hutan gugur ini merupakan hutan yang berada di wilayah
yang mempunyai 4 musim. Agar lebih jelas mengenal jenis hutan ini, berikut
adalah ciri- ciri dari hutan gugur:
·
Curah hujan merata di sepanjang tahunnya, yakni sekitar 75
hingga 100 cm/ tahun
·
Tumbuhan yang hidup di hutan ini didominasi oleh tumbuhan
berdaun yang lebar
·
Terdapat di daerah yang mempunyai empat musim, yaitu musim
dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur
·
Apabila musim dingin tiba, maka air di hutan ini akan
membeku
·
Ketika musim dingin, tumbuhan tidak melakukan fotosistesis
karena air tidak dapat diserap dengan baik
·
Binatang yang berada di hutan ini adalah binatang yang
melakukan hibernasi ketika musim dingin
·
Selain hewan yang melakukan hibernasi pada musim dingin,
beberapa hewan lagi akan membentuk jaringan lebak di bawah kulitnya, dan ada
pula yang bermigrasi ke tempat lain
·
Berada di wilayah yang mempunyai iklim sub tropis, yaitu
yang terletak di 23,5ᵒ garis lintang utara atau lintang selatan
·
Ketika musim panas tiba, maka radiasi sinar matahari, curah hujan,
dan kelembaban akan meninggi
·
Sebaliknya, radiasi sinsr matahari, curah hujan, dan tingkat
kelembaban akan turun apabila musim dingin tiba
·
Ketika musim dingin tiba, daun- daun di pohon akan berubah
menjadi merah atau coklat karena tumbuhan tidak melakukan fotosintesis (tidak
dapat menyerap air)
·
Tanda musim panas tiba adalah salju atau es mulai mencair
4.
Hutan Sabana atau savannah forest, adalah hutan yang
terletak di kawasan yang memiliki musim kemarau panjang. Hutan sabana ini
adalah wilayah padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon. Untuk mengenal
lebih dalam mengenai hutan sabana ini, mari kita lihat beberapa ciri atau
karakteristik yang dimiliki oleh hutan sabana ini:
·
Curah hujan di hutan ini adalah antara 90 – 150 cm/ tahun
·
Musim kemarau berlangsung lebih lama di hutan ini
·
Berupa padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon
·
Flora yang hidup di hutan ini seperti tumbuhan gerbang,
rumput, Acacia, Aucalyptus
·
Fauna yang hidup di hutan ini seperti gajah, macan tutul,
kijang, zebra, singa, kuda, dan beberapa jenis serangga
3.
Berdasarkan ketinggian tempatya
Hutan
juga dibedakan atas dasra ketinggian tempat dimana hutan itu berada. Ketinggian
tempat merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi kedaaan hutan tersebut.
Berikut adalah pembagian jenis hutan berdasarkan ketinggian tempatnya:
1. Hutan pantai atau beach forest,
adalah hutan yang berada di wilayah pantai atau berdekatang dengan pantai.
Hutan ini mempunyai ketinggian yang sama dengan ketinggian pantai. Biasanya,
hutan pantai ini terdiri atas pohon- pohon kelapa atau cemara.
2. Hutan dataran rendah atau lowland
forest, adalah hutan yang berada di wilayah dataran rendah.
3. Hutan pegunungan bawah atau
submountain forest, adalah hutan yang hutan yang ada di wilayah pegunungan
bagian bawah.
4. Hutan pegunungan atas atau mountain
forest, adalah hutan yang etrletak di wilayah pegunungan.
5. Hutan kabut atau mist forest.
6. Hutan elfin atau alpine forest.
4.
Berdasarkan Kondisi Tanah
Kondisi tanah juga termasuk salah
satu hal yang membedakan ekosistem hutan. berdasarkan kondisis tanah, ekosistem
hutan dibedakan menjadi:
1. Hutan tanah
kapur atau limestone forest, adalah jenis hutan yang
memiliki jenis
tanah berupa tanah kapur atau tanah gamping. Tanah kapur bukan
merupakan tanah yang mudah ditumbuhi pepohonan. Maka dari itu jenis pepohonan
yang tumbuh di hutan kapur ini merupakan pepohonan tertentu. Biasanya jenis
pohon yang dapat bertahan di tanah kapur adalah pohon jati.
2. Hutan rawa gambut atau peat swamp-
forest, adalah jenis hutan yang tanahnya berupa rawa gambut. Hutan ini
mempunyai ciri- ciri khusus yang hanya dapat kita temui pada hutan ini. Untuk
mengenal lebih jauh mengenai hutan ini, baca ciri-
ciri hutan rawa gambut.
3. Hutan rawa air- tawar atau hutan
rawa yang dikenal sebagai freshwater swamp- forest.
4. Hutan kerangas atau hutan health
forest.
5. Berdasarkan Pepohonan yang
Mendominasi
Pepohonan yang ada di dalam suatu
hutan merupakan komponen utama. Jenis hutan juga dapat dilihat dari pepohonan
yang tumbuh mendominasi dalam hutan tersebut. Berdasarkan pepohonan yang
mendominasi, jenis hutan ini contohnya adalah:
1. Hutan pinus (pine forest)
2. Hutan jati
3. Hutan ekaliptus
4. Hutan dipterokarpa, dan lain
sebagainya.
Itulah
beberapa jenis hutan dilihat dari berbagai macam kategori. Kategori hutan ini
bisa terjadi pada satu hutan saja. Artinya, satu hutan bisa masuk ke dalam
lebih dari satu kategori. Hutan ini merupakan kekayaan alam harus dijaga
kelestariannya.
Manfaat
Ekosistem Hutan
Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya
hutam mempunyai peranan yang sangat penting. Hutan sangat berperan untuk
menjaga keseimbangan alam. Maka dari itulah hutan ini juga dinamakan sebagai
“paru-paru Bumi”. Selain menjaga keseimbangan alam, ada banyak lagi fungsi yang
dapat kita dapatkan dari hutan, diantaranya sebagai berikut:
1.
Sebagai sarana hidrologis.
Fungsi pertama yang akan kita dapatkan dari hutan adalah,
hutan sebagai sarana hidrologis. Sarana hidrologis yang dimaksud ini adalah
tempat menyimpan air. Hutan ini menyimpan air hujan dan air embun di dalam
tanah, dan akan mengalirkannya ke sungai melalui mata air yang terdapat di
kawasan hutan tersebut. Karena hal inilah maka air hujan yang jatuh ke hutan
tidak terbuang sia- sia, dan bisa menjadi persediaan apabila musim kemarau datang
melanda.
2.
Sebagai pengunci tanah
Ekosistem hutan adalah ekosistem yang sangat penting
keberadaannya. Salah satu manfaat dari ekosistem hutan adalah sebagai pengunci
tanah. Fungsi ekosistem hutan sebagai pengunci tanahini akan menghindarkan
hutan maupun daerah di sekitarnya dari berbagai macam bencana alam yang
beresiko terjadi, seperti tanah longsor dan juga erosi tanah.
3.
Sebagai tempat memproduksi flora dan fauna
Hutan juga mempunyai fungsi yang sangat sental, yakni
sebagai tempat memproduksi flora dan juga fauna. Seperti yang kita ketahui
bersama bahwa flora dan fauna merupakan kekayaan dan juga keanekaragaman
hayati. Flora dan fauna ini sangat bermanfaat bagi manusia. Dan hutan adalah
tempat yang sangat tepat untuk memproduksi embrio flora dan juga fauna.
4.
Sebagai tempat hidup bermacam- macam flora dan fauna
Selain sebagai tempat yang tepat untuk memproduksi embrio
baru dari flora dan fauna, hutan juga tempat yang sangat tepat sebagai habitat
dari berbagai macam flora dan fauna. Maka dari itulah hutan ini adalah rumah
bagi mereka dan bisa menjaga kelestarian hidup mereka (yakni flora dan fauna).
5.
Sebagai sumber makanan bagi manusia
Masih satu rangkaian dengan fungsi hutan sebagai tempat
tinggal dari berbagai flora dan fauna, hutan ini juga otomatis merupakan sumber
makanan bagi manusia. Manusia bisa mendapatkan makanan dari flora dan fauna
yang terdapat di dalam hutan ini.
6.
Merupakan dapur alami
Yang dimaksud sebagai dapur alami adalah adalah dapur bagi
tumbuh- tumbuhan. Hutan merupakan tempat untuk pepohonan memasak barbagai unsur
hara yang kemudian dialirkan ke sekitarnya. Bahkan aliran energi yang
dihasilkan bisa sampai ke berbagai tumbuhan yang ada di perairan, misalnya
tumbuhan yang ada di danau atau sungai.
7.
Sebagai sumber oksigen
Selama ini kita mengetahui bahwasannya oksigen diproduksi
oleh tumbuh- tumbuhan dari proses fotosintesis dengan mengubah karbondioksida
da mengubahnya menjadi oksigen. Hutan merupakan sumber hidup dari pepohonan
yang jumlahnya sanhat banyak, sehingga pepohonan di hutan ini akan menyerap
karbondioksida (termasuk dari hasil pernafasan manusia) dan mengubahnya menjadi
oksigen yang merupakan sumber pernafasan manusia. Maka dari itulah keberadaan
hutan ini sangatlah penting bagi manusia.
8.
Mengurangi polusi yang ada di udara
Masih
berkaitan dengan fungsi hutan sebagai penghasil oksigen, hutan ini juga sangat
bermanfaat untuk menetralkan kondisi udara terlebih udara yang telah tercemar
banyak polusi. Oleh karena itulah kita sering merasakan bahwasannya udara di
tempat yang banyak memiliki pohon lebih terasa segar daripada di tempat yang
mempunyai hanya sedikit pohon.
Itulah beberapa fungsi yang akan
kita dapatkan dari hutan. Dari fungsi- fungsi yang telah disebutkan di atas,
terlihat sekali bahwa keberadaan hutan ini sangatlah penting. Selain fungsi
yang telah disebutkan di atas, masih banyak sekali fungsi yang bisa kita
dapatkan dari keberadaan hutan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar