Artikel Individu KKN UNY: Fun Chemist

 

Fun Chemist: Peningkatan Motivasi Belajar dan Kemampuan Anak tentang Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pembelajaran dan Percobaan Kimia Sederhana

Oleh

Achmad Ramadhanna’il Rasjava

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

ramadhanachmad44@gmail.com

 

ABSTRAK

Munculnya rasa malas dan kesulitan dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bobot materi pelajaran yang terlalu berat dan metode pembelajaran yang kaku, membosankan serta monoton. Usia anak-anak SD yang cenderung masih senang bermain dapat memberikan tantangan tersendiri bagi para pengajar dalam menciptakan metode pembelajaran IPA dengan suasana bermain tanpa mengabaikan tujuan utama dari pembelajaran. Melalui berbagai jenis permainan, percobaan maupun metode pembelajaran yang menyenangkan, diharapkan anak-anak dapat mengubah persepsi bahwa pelajaran IPA adalah sebuah mata pelajaran yang sulit dan membosankan, serta mampu menjadikannya sebagai mata pelajaran yang disukai. Metode belajar Fun Chemist dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu tahap observation, planning, execution, dan evaluation. Fun Chemist merupakan salah satu upaya dalam membentuk suasana pembelajaran IPA menjadi lebih interaktif dan menyenangkan melalui percobaan-percobaan kimia sederhana nan menyenangkan. Fun Chemist menggabungkan konsep bermain dan belajar dengan media percobaan kimia sederhana yang menyenangkan sehingga anak merasa senang dan terpacu dalam belajar IPA. Fun Chemist mampu memicu peran aktif anak serta mampu meningkatkan kreativitas dan keterampilan anak. Melalui metode Fun Chemist juga dapat meningkatkan motivasi belajar dan pengetahuan anak terutama dalam pelajaran IPA.

 

Kata kunci: fun chemist, pembelajaran IPA, aktif dan menyenangkan

 

 

PENDAHULUAN

Manusia sangat memerlukan pendidikan agar dapat terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sangatlah beragam, salah satunya adalah pendidikan formal melalui sekolah-sekolah yang diwujudkan melalui kurikulum yang meliputi berbagai mata pelajaran yang diterima peserta didik serta garis besar kaidah pelaksanaan pembelajaran (Puspendik, 2012). Salah satu mata pelajaran wajib dalam kurikulum adalah mata pelajaran IPA. Mata pelajaran IPA dipelajari dalam jenjang pendidikan dasar hingga menengah (Dian, 2009). Mata pelajaran IPA berupaya untuk meningkatkan minat belajar manusia agar mau meningkatkan pemahaman dan kecerdasan mengenai alam sekitarnya (Sumaji, 2008). Dengan mempelajari IPA di sekolah, peserta didik diharapkan memiliki pola pikir yang logis, sistematis, analitis, kreatif, serta kritis dalam menghadapi permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari (Depdikbud, 1997).

Mengingat pentingnya IPA bagi kehidupan manusia, anak-anak diharapkan dapat menguasai IPA dengan baik. Namun, minat belajar IPA pada anak-anak cenderung rendah dikareakan sebagian besar anak-anak menyebutkan bahwa IPA adalah pelajaran yang sulit dan membosankan, sehingga tidak muncul rasa ingin tahu yang lebih mendalam terkait IPA. Anak-anak cenderung malas untuk berpikir dalam belajar IPA dikarenakan terlalu banyak teori yang tidak disertai praktikum, sehingga anak-anak hanya membayangkan tanpa melihat secara langsung apa yang dimaksudkan dalam teori tersebut (Dina, 2009). Hal ini didukung oleh hasil penelitian Erni Munastiwi (2015) yang mengungkapkan bahwa sebanyak 80% guru mengalami kendala khusus dalam pembelajaran sains. Sebanyak 80% guru mengalami kendala dalam memilih strategi pembelajaran sains, 80% guru mengalami kesulitan dalam penilaian, dan 78% guru mengalami kesulitan dalam menyusun skenario pembelajaran sains.

Anak-anak memerlukan rangsangan untuk terus berkembang dan memaksimalkan potensi yang ada di dalam dirinya (Neni, 2016). Rasa ingin tahu yang tinggi serta karakter anak-anak SD yang senang bermain memberikan tantangan tersendiri untuk menciptakan pembelajaran IPA dengan suasana bermain tanpa mengabaikan tujuan belajar (Suyanto, 2005). Program kerja Fun Chemist diadakan untuk memfasilitasi pembelajaran IPA dengan asik dan menyenangkan. Fun Chemist memiliki konsep menggabungkan bermain dan belajar melalui percobaan sederhana. Metode eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan melakukan, mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah, 2006) sehingga pembelajaran diharapkan tidak membosankan, serta anak-anak senang saat belajar IPA dan menumbuhkan rasa ingin tahunya terhadap IPA. Fun Chemist dilakukan dengan mengadakan percobaan-percobaan kimia sederhana, melakukan pengamatan terhadap prosesnya, menuliskan hasil percobaan serta menunjukkan hal-hal unik dalam IPA sehingga anak merasa ingin tahu lebih banyak mengenai IPA (Roestiyah, 2001). Hal ini didukung oleh pendapat Charlesworth dan Karen (1990) yang mengemukakan bahwa pengalaman  atau kegiatan langsung yang dilakukan oleh anak dalam pembelajaran IPA memberikan manfaat secara lebih maksimal.

Realita di lapangan menunjukkan bahwa mata pelajaran IPA masih dirasa sulit dan membosankan bagi kebanyakan anak-anak SD Negeri Langgeng memunculkan pendapat bahwa diperlukannya memberikan pembelajaran IPA yang menimbulkan perasaan senang dan rasa ingin tahu anak-anak serta tidak monoton yang mampu meningkatkan ilmu pengetahuan dan motivasi belajar anak-anak terutama pada mata pelajaran IPA.

METODE

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program Fun Chemist meliputi observation, planning, execution, dan evaluation. Penjabaran langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

1.      Observation

Observasi kegiatan dilaksanakan pada anak-anak kelas 3, 4, dan 5 SD Negeri Langgeng melalui diskusi bersama guru-guru SD Negeri Langgeng, tanya jawab saat mengisi materi belajar di sekolah, waktu istirahat sekolah, kegiatan TPQ, bermain, maupun saat anak-anak datang ke posko untuk melaksanakan bimbingan belajar.

2.      Planning

Kegiatan perencanaan kegiatan dilaksanakan dengan mempersiapkan jenis percobaan dan berbagai bahan-bahan percobaan. Perencanaan jenis percobaan dilakukan berdasarkan kurikulum dan materi pembelajaran IPA yang berlaku.

3.      Execution

Pelaksanaan kegiatan meliputi pelaksanaan program dilakukan oleh mahasiswa sebagai bentuk realisasi dari perencanaan program. Program Fun Chemist dilaksanakan di kelas 3, 4, dan 5 SD Negeri Langgeng dengan materi yang berbeda-beda di setiap kelasnya.

4.      Evaluation

Kegiatan evaluasi dilaksanakan dengan memaparkan kesimpulan dari percobaan serta memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait percobaan pada bagian akhir dari kegiatan pembelajaran untuk menguji pemahaman anak terhadap apa yang telah dipelajari.

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Program Fun Chemist yang dilaksanakan di SD Negeri Langgeng sengaja dirancang untuk memperkenalkan mata pelajaran IPA yang aktif dan menyenangkan kepada siswa kelas 3, 4 dan 5 SD Negeri Langgeng. Mata pelajaran IPA dikenal sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit, sehingga dengan memperkenalkan beberapa hal menyenangkan dari IPA dapat membantu anak untuk lebih mencintai mata pelajaran IPA. Secara keseluruhan, program ini dapat berjalan dengan lancar meskipun dengan jadwal yang tidak sesuai dengan rencana awal dikarenakan menyesuaikan dengan keadaan di lapangan.

Program ini dilaksanakan sebanyak 6 jam, dengan rincian 2 jam dilaksanakan di kelas 3, 2 jam di kelas 4 dan 2 jam di kelas 5 SD Negeri Langgeng. Meskipun hanya 6 jam, program ini dikatakan cukup berhasil menimbulkan ketertarikan anak dan meningkatkan motivasi belajar anak dalam pembelajaran IPA.

Mengenai jumlah peserta program, program ini dihadiri oleh 18 orang anak untuk program yang berjalan di kelas 3, sebanyak 23 untuk program yang berjalan di kelas 4 dan 15 anak untuk program yang berjalan di kelas 5 SD Negeri Langgeng. Sehingga jika dilihat dari segi kuantitatif, terlihat bahwa anak cukup memiliki antusias untuk mengikuti program ini.

Tahap pertama dari kegiatan ini adalah dilakukannya observasi. Observasi dilakukan dengan berdiskusi dengan guru-guru SD Negeri Langgeng, bertanya pada siswa secara langsung, maupun bersamaan dengan jalannya program kelompok seperti pendampingan TPQ dan bimbingan belajar. Pada tahap observasi ini, beberapa kali dilakukan tanya jawab dengan anak-anak di desa Langgeng yang merupakan siswa SD Negeri Langgeng baik secara klasikal maupun individual mengenai pengetahuan-pengetahuan dasar IPA. Dari beberapa kali observasi di minggu-minggu awal terdapat beberapa hal, yang pertama siswa kelas 3 SD yang baru pertama kali menerima mata pelajaran IPA, merasa kesulitan dikarenakan terlalu banyaknya teori yang ada serta minimnya visualisasi. Saat diberikan penjelasan tentang suatu materi, mereka kesulitan dalam memvisualisasikan sehingga tidak dapat memahami dengan maksimal. Selain itu, ditemukan anak kelas 5 SD yang masih agak kesusahan dalam melakukan visualisasi dari materi pembelajaran yang diberikan. Ditemukan pula beberapa anak kelas 4 SD yang masih kesulitan dalam menangkap materi yang diberikan. Sehingga, dari observasi ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak memang belum memahami dan kesulitan mempelajari mata pelajaran IPA dikarenakan minimnya praktik dari materi-materi pelajaran yang diberikan.

Tahap kedua merupakan tahap yang paling vital, yaitu tahap perencanaan yang dilaksanakan setiap sebelum pelaksanaan Fun Chemist. Kegiatan ini berupa persiapan materi dan permainan ataupun aktivitas yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Permainan dan aktivitas yang diberikan harus disesuaikan dengan kelas dan usia anak serta kurikulum dan materi yang diberlakukan oleh sekolah.

Tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan. Pelaksanaan program Fun Chemist yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut.

1.      Kegiatan Fun Chemist bagi kelas 3 SD dilaksanakan pada hari Sabtu, 03 Agustus 2019. Kegiatan ini berlangsung pada pukul 08.00 hingga pukul 10.00 dan diikuti oleh 18 orang anak. Kegiatan ini memanfaatkan jam kosong kelas 3. Salah satu tema materi pelajaran IPA pada kelas 3 adalah gejala alam dan pengaruhnya. Anak-anak kelas 3 SD cenderung masih senang dengan percobaan-percobaan yang sederhana namun menarik. Dalam kegiatan ini, anak-anak melakukan percobaan kimia sederhana yaitu membuat replika gunung berapi meletus dan balon ajaib yang dapat mengembang dengan sendirinya. Dalam percobaan sederhana tersebut, dimanfaatkan reaksi antara asam cuka dengan soda kue.

Gambar 1. Persiapan Alat dan Bahan

Hal pertama yang dilakukan mahasiswa adalah memberikan contoh tentang bagaimana cara menyiapkan bahan-bahan dan membuat replika gunung berapi meletus.

Gambar 2. Pembuatan Replika Gunung Meletus

Anak-anak kemudian mengulangi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa. Setelah seluruh kegiatan praktikum selesai, mahasiswa menerangkan tentang gejala alam gunung meletus beserta apa saja pengaruh yang dapat ditimbulkan.

Gambar 3. Percobaan Gunung Meletus

Kegiatan ditutup dengan mahasiswa melakukan percobaan balon ajaib sebagai sesi hiburan kemudian memberikan evaluasi dengan cara meminta anak menyampaikan kembali pembahasan mengenai percobaan yang telah dilakukan. Dari 6 anak yang ditunjuk secara acak, 5 orang anak mampu menjelaskan dengan benar meskipun ada beberapa anak yang sedikit terhambat mengenai cara penyampaiannya.

2.      Kegiatan Fun Chemist bagi kelas 4 SD dilakukan pada hari Jumat, 09 Agustus 2019. Kegiatan ini berlangsung pada pukul 09.00 hingga pukul 11.00 dan diikuti oleh 20 orang anak kelas 4 dan 3 orang anak kelas 6. Salah satu tema materi pembelajaran IPA bagi kelas 4 adalah energi. Kegiatan ini berkolaborasi dengan kegiatan Fisika Seru.

Gambar 4. Mahasiswa Menjelaskan Materi

Dalam kegiatan ini, mahasiswa mengajak siswa belajar mengenai energi listrik, cara kerja energi listrik, sumber energi listrik dan reaksi yang menimbulkan listrik.

Gambar 5. Siswa Melakukan Percobaan

Kegiatan diisi dengan percobaan fisika dan kimia sederhana mengenai baterai dan nyala lampu. Kegiatan dilakukan dengan membagi siswa menjadi 2 kelompok, kemudian setiap kelompok diberikan seperangkat tembaga dan seng, kabel, lampu LED dan berbagai jenis bahan-bahan alami seperti kentang, belimbing wuluh, jeruk dan larutan garam. Setiap kelompok menyusun susunan baterai seperti yang telah diterangkan sebelumnya oleh mahasiswa, kemudian tiap-tiap rangkaian dibandingkan nyala lampunya. Semakin terang nyala lampu, semakin kuat arusnya.

Gambar 6. Hasil Penyusunan Baterai Kentang

Gambar 7. Uji Nyala Lampu

Setelah percobaan selesai, mahasiswa menjelaskan mengenai kejadian dan faktor apa saja yang berpengarung pada percobaan kemudian melakukan evaluasi dengan menunjuk 5 anak secara acak untuk menjelaskan kembali penjelasan yang telah diutarakan oleh mahasiswa. Hasilnya 3 dari 5 orang mampu menjelaskan dengan baik meskipun terkendala penyampaiannya. Hasil evaluasi dan pengamatan menunjukkan bahwa anak akan lebih mudah memahami suatu materi pembelajaran apabila melihat secara langsung kejadian apa saja yang terjadi dan dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Kegiatan kemudian ditutup dengan mengajak anak untuk menghemat energi listrik dan energi lainnya.

3.      Kegiatan Fun Chemist bagi kelas 5 SD dilakukan pada hari Kamis, 25 Juli 2019. Kegiatan ini berlangsung pada pukul 08.00 hingga pukul 10.30 dan diikuti oleh 15 orang anak kelas 5. Kegiatan memanfaatkan jam kosong kelas 5. Salah satu tema materi pembelajaran IPA bagi kelas 5 adalah bahan makanan sehat. Dalam kegiatan ini, mahasiswa mengajak anak-anak melakukan percobaan kimia sederhana dengan memanfaatkan obat merah sebagai indikator uji coba kandungan karbohidrat dalam makanan dan percobaan menguji kandungan lemak menggunakan kertas buram.

Gambar 8. Alat, Bahan dan Sampel Percobaan

Siswa dibagi menjadi 6 kelompok dan masing-masing kelompok diberikan selembar kertas buram dan 3 sampel bahan makanan. Dalam percobaan uji kandungan lemak, masing-masing sampel bahan makanan diorehkan pada kertas buram kemudian kertas buram keringkan. Setelah kering, bekas torehan yang transparan menunjukkan bahwa bahan makanan tersebut mengandung lemak. Dari 3 bahan makanan yang diuji, 2 diantaranya mengandung lemak yang tinggi.

Gambar 9. Pemaparan Materi Singkat

Percobaan dilanjutkan dengan percobaan menguji kandungan karbohidrat. Setiap kelompok diberikan 4 sampel bahan makanan. Setiap bahan makanan kemudian dihancurkan kemudain ditetesi dengan obat merah. Bahan makanan yang menunjukkan perubahan warna ungu memiliki kandunga karbohidrat yang tinggi, sedangkan yang menunjukkan warna merah bata memiliki kandungan gula yang tinggi.

Gambar 10. Percobaan Uji Karbohidrat

Gambar 11. Hasil Percobaan Uji Karbohidrat

Evaluasi dilakukan dengan menunjuk 6 anak secara acak untuk menjelaskan kembali penjelasan yang telah diutarakan oleh mahasiswa sebelumnya. Seluruh anak yang ditunjuk mampu menjelaskan kembali materi yag telah diutarakan tanpa kesulitan yang berarti. Hal ini menunjukkan bahwa materi pembelajaran yang diiringi dengan kegiatan dan percobaan yang menyenangkan dapat menyebabkan siswa lebih mudah memahami dan belajar. Kegiatan kemudian ditutup dengan demonstrasi percobaan pengeruhan air kapur dengan CO2 dan percobaan pemisahan warna tinta spidol menggunakan prinsip kromatografi oleh mahasiswa dilanjutkan dengan memberikan motivasi agar terus bersemangat dalam belajar.

HASIL

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, program Fun Chemist ini mampu mengajarkan anak tentang pembelajaran IPA dengan lebih mudah dan menyenangkan. Melalui program ini, semangat dan motivasi belajar anak-anak terpicu lebih untuk belajar IPA. Berdasarkan pengamatan beberapa waktu setelah dilakukannya program, anak-anak banyak meminta untuk melakukan percobaan lagi untuk materi-materi pembelajaran berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa metode Fun Chemist dapat memicu semangat anak-anak dalam mempelajari IPA.

Melalui metode pembelajaran dan percobaan yang interaktif, tidak monoton dan dilakukan secara bertahap membuat anak-anak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan lebih mudah dan menyenangkan. Hal ini membuat program dapat berjalan lancar dengan partisipasi aktif dari anak-anak.

PENUTUP

Fun Chemist merupakan suatu bentuk pembelajaran IPA yang menggunakan media percobaan kimia sederhana dengan aktivitas permainan yang interaktif sehingga anak-anak merasa senang saat belajar IPA. Fun Chemist mampu membuat anak-anak lebih bersemangat dan antusias dalam belajar IPA dikarenakan adanya peran aktif dari anak, serta dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas anak. Selain itu Fun Chemist juga dapat meningkatkan pengetahuan anak-anak tentang IPA.

Metode Fun Chemist ini tentunya masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, khususnya dalam pelaksanaan kegiatan yaitu perlu adanya tambahan waktu dan pembimbing dalam setiap kegiatan sehingga penjelasan dan praktik kegiatan yang diberikan menjadi lebih efektif serta mampu dipahami oleh anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA

Charlesworth, Rosalind and Karen K.Lind. 1990. Math and Science for Young Children. New York: Delmar Publisher.

Depdikbud. 1997. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Erni Munastiwi. 2015. Implementasi Penedekatan Saintifik pada Pembelajaran Anak Usia Dini.  Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak. Vol. 1 (2) 2015 hal :4350.

Puspendik. 2012. Kemampuan Matematis Siswa SMP Indonesia Menurut Bechmark. International TIMSS 2011, 2.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Slamet Suyanto. 2005. Pembelajaran Anak TK. Jakarta: Depdiknas.

Sumaji. et all.. 1998. Pendidikan Sains yang Humanistik. Yogyakarta: Kanisius.

Susilowati, Neni. 2016. Pengenalan Sains Melalui Percobaan Sederhana dalam  Pembelajaran Sains pada Anak Kelompok B  (Studi Kasus Di KB-RA IT Al-Husna Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Wahyudin, Dian. 2009. Makalah: Upaya Meningkatkan Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Metode Eksperimen. [online] https://www.scribd.com/document/326820197/Makalah-Ipa-Sd, diakses pada tanggal 18 Agustus 2018, pukul 10:00 WIB.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar