Ekosistem Hutan

Ekosistem Hutan

Bumi adalah planet di tata surya yang sangat luar biasa. Hanya di Bumi lah makhluk hidup bisa hidup. Tidak hanya makhluk hidup saja, namun Bumi juga memiliki lingkungan dan komponen- komponen di dalamnya. Makhluk hidup yang ada di bumi saling berinteraksi dengan lingkungannya dan membentuk suatu hubungan timbal balik, inilah yang disebut dengan ekosistem. Ada banyak sekali jenis ekosistem yang akan kita temui di Bumi. Secara umum ekosistem di Bumi ini dibagi ke dalam dua kategori, yaitu kategori daratan dan perairan. Ekosistem daratan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni:

·           Ekosistem hutan
·           Ekosistem padang rumput
·           Ekosistem pantai
·           Ekosistem gunung, dan lain sebagainya
 

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai salah satu ekosistem darat. Ekosistem yang akan kita bahas adalah mengenai ekosistem hutan. Artikel ini akan mebahas informasi lebih banyak dari ekosistem hutan.

Laporan Praktikum Regulasi dan Homeostatis


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
REGULASI DAN HOMEOSTASIS





Disusun:

Nabila Fatima Ahmad          NIM. 16307141016
Batrisya                                  NIM. 16307141017
Zamhariroh Marsa F           NIM. 16307144032
Laila Khoiriyah L                 NIM. 16307141014
Dharma Yudha                     NIM. 16307144022
Achmad Ramadhanna’il R  NIM. 16307144029


KIMIA F
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016/2017
 

Laporan Praktikum Keanekaragaman Pada Manusia


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
KEANEKARAGAMAN PADA MANUSIA




Disusun oleh:
            Nabila Fatima Ahmad                 NIM. 16307141016
            Batrisya                              NIM. 16307141017
            Zamhariroh Marsa F                  NIM. 16307144032
            Laila Khoiriyah L                      NIM. 16307141014
            Dharma Yudha                        NIM. 16307144022
            Achmad Ramadhanna’il R              NIM. 16307144029

KIMIA F KELOMPOK 6


JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016/2017


Contoh Undangan Layu Layu Bahasa Jawa

Assalamu`alaikum Wr, Wb.

Inna Lillahi Waina Illaihi Roji`un

Nuwun ngaturi wuninga bilih sampun kapundhut wonten ngarsa dalem Allah SWT, kanthi tentrem Panjenanganipun :

Bp. SAPAR / MARTO DIMULYO

Yuswo : ± 103 Tahun


Rikala Dinten : RABU KLIWON, 3 JANUARI 2013
Wanci                            : 06.30 WIB
Wonten Ing                    : CARAT, TRASAN, JUWIRING, KLATEN
Lantaran                        : Gerah sepuh sawatawis wedal

Wondene layon badhe kamakamaken,
Dinten                          : RABU KLIWON, 3 JANUARI 2013
Wanci                           : 13.00 WIB ( Siang )
Bidal Saki                    : Bidal Saking : CARAT, TRASAN, JUWIRING, KLATEN
Wonten Ing Makam     : CARAT, TRASAN, JUWIRING, KLATEN

Mbok bilih sugengipun Almarhum hanggadahi kalepatan dhumateng panjenengan sami, kula minangka kulawarga nyuwunaken pangapunten ingkang agung, ugi nyuwun donga pamuji mugi pinaringan pangapunten saha papan ingkang sae. Salajengipun borong waradinipun pawartos punika dhumateng sanak sedherek.

Wassalamu`alaikum Wr. Wb.

Ingkang nandhang dukhito:

1. Bp./Ibu Paijem putro
2. Bp./Ibu Painem putro
3. Sedoyo keluargo


Keselamatan Kerja Laboratorium

Keselamatan Kerja Laboratorium

    Keselamatan kerja laboratorium merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan. Ibarat seseorang yang tengah berjalan di jalan raya, bekerja di laboratorium juga memerlukan rambu-rambu sehingga selama dalam perjalanan dapat sampai tujuan dengan selamat. Kecelakaan dapat terjadi bukan hanya karena tidak memperhatikan etika berkendara dan rambu-rambu lalu lintas, tetapi juga dapat terjadi ketika ada orang lain yang lalai. Sama halnya dengan kecelakaan kerja di laboratorium, tentu bukanlah kejadian yang disengaja, tetapi bisa terjadi apabila ada kelalaian dari diri sendiri dan orang lain. Artinya, semua pihak sangat berperan dalam menerapkan budaya keselamatan kerja.

    Bekerja di laboratorium dengan nyaman akan mempengaruhi kelancaran aktivitas kerja dan kecelakaan kerja dapat dihindari. Kecelakaan kerja di laboratorium bisa menimbulkan kerugian materi serta adanya korban manusia. Kecelakaan kerja dapat menyebabkan korban mengalami luka, cacat fisik, gangguan kesehatan, trauma, bahkan dapat mengancam nyawa seseorang. Semua kemungkinan ini dapat dicegah dengan memperhatikan pedoman keselamatan kerja.

    Kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium bisa saja terjadi setiap saat. Banyak alasan terjadinya kecelakaan kerja, diantaranya adalah :

1. Faktor Manusia

    Kelalaian manusia yang kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja sehingga dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kelalaian manusia juga dapat terjadi karena belum memahami panduan keselamatan kerja dengan benar. Perilaku baik akan terbawa setiap saat jika telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan seseorang. Begitu pula budaya keselamatan kerja akan terbangun apabila selalu ada pembiasaan dalam setiap aktivitas di laboratorium.

    Kelalaian kecil yang dibiarkan akan membuat seseorang merasakan bahwa tidak lagi tampak ada kelalaian yang telah ditinggalkan. Jika kebiasaan kecil saja mudah diabaikan maka untuk melakukan kebiasaan besar pasti dengan mudah dilupakan. Kebiasaan bekerja sesuai dengan prosedur yang benar akan terbawa jika kebiasaan kecil dalam memperhatikan aspek keselamatan kerja selalu dibiasaan dari hal-hal yang paling sederhana. Mengenakan sepatu tertutup saat bekerja di laboratorium merupakan kebiasaan kecil. Jika sekali dua kali bekerja dengan sepatu terbuka tetap aman, biasanya akan merasa sama saja mengenakan sepatu terbuka atau tertutup sehingga tidak ada kekhawatiran lagi jika tumpahan atau percikan bahan kimia setiap saat bisa terjadi.

2. Bahan Kimia

    Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan kerja. Penyimpanan bahan kimia harus mempertimbangkan kualifikasi dan sifat bahan. Bahan kimia tidak harus disimpan sesuai dengan urutan abjad. Penyimpanan bahan cair dan padat harus terpisah dan harus disesuaikan dengan sifatnya. Bahan cair yang telah diencerkan dan bahan padat yang telah dibuat dalam larutan harus disimpan dalam wadah yang sesuai dan diberi label. Label bahan kimia minimal menyertakan nama, konsentrasi, dan tanggal pembuatan. Bahan kimia yang tidak mempunyai label harus disingkirkan dan tidak diperbolehkan untuk digunakan, jika perlu ditelusur identitasnya.  

    Mereaksikan bahan kimia harus sesuai dengan prosedur kerja dengan memperhatikan sifat bahan kimia yang digunakan. Sebelum mereaksikan atau mencampurkan bahan kimia, paling tidak jumlah yang digunakan telah diketahui dengan pasti dan tersedia petunjuk teknik mereaksikan atau pencampurannya. Mengenal sifat bahan kimia menjadi suatu keharusan sebelum berinteraksi dengan bahan kimia. Pemindahan atau pengambilan bahan kimia dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar. Penanganan tumpahan atau percikan bahan kimia perlu diketahui sebelum bekerja di laboratorium. Tumpahan atau percikan bahan yang mengenai meja atau lantai perlu ditangani secara tepat. Apabila mengenai kulit atau mata harus mengetahui tindakan atau pertolongan pertama yang dapat dilakukan.

3. Alat dan Instrumentasi

    Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Menuangkan larutan asam ke dalam buret tanpa bantuan corong gelas atau dengan menaiki meja kerja dapat menyebabkan resiko percikan bahan kimia di wajah atau tangan. Alat gelas yang telah berkurang fungsi dan kegunaannya, seperti ada bagian yang telah hilang, retak atau pecah sebaiknya tidak lagi digunakan. Instrumentasi yang tidak layak pakai juga tidak digunakan, seperti necara yang telah rusak sehingga menimbulkan kesalahan penimbangan, dapat berakibat kesalahan dalam pembuatan bahan atau campuran reaksi. Sentrifuge yang rusak sebaiknya tidak digunakan.

4. Sarana dan Prasarana Penunjang

    Saluran air bersih di laboratorium harus tersedia dengan baik untuk keperluan kebersihan, penanganan kecelakaan, sebagai pendingin proses distilasi, ekstraksi, atau refluks serta berbagai keperluan lainnya. Saluran listrik yang digunakan selalu diperiksa secara rutin dan harus dilengkapi pengontrol otomatis apabila terjadi hubungan arus pendek. 

    Idealnya setiap laboratorium mempunyai program pelatihan teknik laboratorium atau kesehatan dan keselamatan kerja kimia. Paling tidak sebelum bekerja di laboratorium, telah dibekali dengan beberapa hal penting yang harus dipahami, diantaranya adalah:

  1. Memahami tata tertib atau aturan mendasar bekerja di laboratorium termasuk kekhususan untuk setiap laboratorium.
  2. Memahami prosedur kerja yang akan dilakukan selama bekerja di laboratorium 
  3. Mempersiapkan perlengkapan keselamatan kerja sesuai dengan kebutuhan 
  4. Memahami hal-hal yang berkaitan dengan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium 
  5. Mempersiapkan kertas kerja yang diperlukan