Hubungan Energi dalam Proses Berjalan
Berjalan merupakan salah satu jenis olahrga ringan. Dalam melakukan olahraga baik olahraga ringan ataupun berat tubuh memerlukan energi. Pada olahraga ntensitas rendah seperti jalan kaki, terjadi pembakaran lemak dan pembakaran karbohidrat. Pembakaran lemak sendiri akan memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan pembakaran karbohidrat, namun walaupun lemak berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh dalam olahraga intesitas rendah ketersediaan karbohidrat tetap akan dibutuhkan oleh tubuh untuk menyempurnakan pembakaran lemak serta untuk mempertahankan level glukosa darah. (Nurkadri, 2011:78-79)
Dalam pembakaran lemak, proses awal yang terjadi adalah pemecahan simpanan lemak (trigliserida) yang disimpan dalam jaringan adipose dan sel-sel otot menjadi asam lemak dan gliserol melalui proses liposis. Dalam proses ini 1 molekul trigliserida menghasilkan 3 molekul asam lemak dan 1 molekul gliserol. Gliserol yang terbentuk akan masuk ke dalam siklus metabolisme untuk diubah menjadi glukosa atau juga asam piruvat. Sedangkan asam lemak yang terbentuk akan dipecah menjadi unitunit kecil melalui proses yang dinamakan ß-oksidasi untuk kemudian menghasilkan energi (ATP) di dalam mitokondria sel. Proses ß-oksidasi berjalan dengan kehadiran oksigen serta membutuhkan adanya karbohidrat untuk menyempurnakan pembakaran asam lemak. Pada proses ini, asam lemak yang pada umumnya berbentuk rantai panjang yang terdiri dari ± 16 atom karbon akan dipecah menjadi unit-unit kecil yang terbentuk dari 2 atom karbon. Tiap unit 2 atom karbon yang terbentuk ini kemudian dapat mengikat kepada 1 molekul KoA untuk membentuk asetil KoA. Molekul asetil-KoA yang terbentuk ini kemudian akan masuk ke dalam siklus asam sitrat dan diproses untuk menghasilkan energi
Selain itu dalam proses berjalan terjadi metabolisme energi berupa pembakaran karbohidrat. Dalam hal ini karbohidrat dipecah menjadi gula sederhana berupa glukosa yang selanjutnya akan mengalami proses glikolisis menjadi asam piruvat dan molkul ATP. Setelah melalui proses glikolisis, asam piruvat yang di hasilkan ini kemudian akan diubah menjadi Asetil-KoA di dalam mitokondria. Proses perubahan dari asam piruvat menjadi Asetil-KoA ini akan berjalan dengan ketersediaan oksigen serta akan menghasilkan produk samping berupa NADH yang juga dapat menghasilkan 2-3 molekul ATP. Untuk memenuhi kebutuhan energi bagi sel-sel tubuh, Asetil-KoA hasil konversi asam piruvat ini kemudian akan masuk ke dalam siklus asam-sitrat untuk kemudian diubah menjadi karbon dioksida (CO ), ATP, NADH dan FADH melalui tahapan reaksi yang kompleks. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
Asetil-KoA + ADP + Pi + 3 NAD + FAD + 3H O ---> 2CO + CoA + ATP + 3 NADH + 3H + FADH2 (Anwari, 2007:5-6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar