Laporan Praktikum Interaksi Organisme dengan Lingkungannya

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

INTERAKSI ORGANISME DENGAN LINGKUNGAN







Disusun oleh :
      1.      Nabila Fatima Ahmad         NIM. 16307141016  
      2.      Batrisya                                 NIM. 16307141017 
      3.      Zamhariroh Marsa F           NIM. 16307144032 
      4.      Laila Khoiriyah L                 NIM. 16307141014 
      5.      Dharma Yudha                     NIM. 16307144022 
      6.      Achmad Ramadhanna’il R  NIM. 16307144029

KELOMPOK 6

KIMIA F

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016


BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Semua makhluk hidup tidak mungkin hidup sendiri. Pasti membutuhkan organisme lain baik hidup atau tak hidup untuk kelangsungan hidupnya. Diantaranya dan yang terpenting adalah lingkungan. Lingkungan suatu organisme adalah segala sesuatu, baik abiotik (benda tak hidup) maupun biotik (benda hidup) yang ada di sekitar organisme itu, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan organisme itu. Hal ini menunjukkan tingkatan organisasi kehidupan ekosistem yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi. 

Interaksi sendiri adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas serta dengan lingkungan sekitarnya. Organisme dipengaruhi oleh lingkungan (baik komponen biotik dan abiotik), akan tetapi dengan kehadiran dan aktivitasnya, organisme juga akan mengubah lingkungannya. Kemungkinan pengaruh yang sangat dramatis yang diakibatkan oleh organisme pada lingkungannya terjadi sekitar tiga milyar tahun silam, ketika bakteri foto sintetik pertama mulai menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi dan menghasilkan O2. Atmosfer aerobik yang dihasilkan dari perubahan ini sangat berpengaruh pada keseluruhan planet.

B.     TUJUAN

Tujuan pada praktikum kali ini adalah
1.      Mengamati atau mengukur kondisi mikroklimatik dan edafik dua lingkungan atau ekosistem yang kontras berbeda (lingkungan penuh dengan vegetasi, lingkungan yang sangat miskin vegetasi)
2.      Mengidentifikasi macam vegetasi yang menyusun kedua lingkungan tersebut
3.      Memberi penjelasan saling hubungan antara keadaan mikroklimat dengan keadaan vegetasi yang ada
4.      Menunjukkan pengaruh vegetasi terhadap keadaan mikroklimat yang ada dan sebaliknya
5.      Menunjukkan hubungan antara hubugan mikroklimat dengan kondisi edafiknya

C.    RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap kelangsungan hidup organisme?
2.      Bagaimana interaksi yang ada pada organisme dan lingkungannya?
3.      Bagimana akibatnya jika organisme tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya?


BAB II

KAJIAN TEORI


A.    KAJIAN TEORI

Hubungan antara organisme dan lingkungannya dalam ilmu biologi dipelajari pada cabang ekologi. Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara tumbuhan, hewan, manusia dan lingkungannya. Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam dimana manusia adalah bagian dari alam. Struktur disini menuunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran unsur-unsur hara, energi, faktor-faktor fisik dan kimia yang mencirikan keadaan sistem tersebut. 

Di alam ini, terdapat organisme hidup dengan lingkungannya yang saling berinteraksi dan saling memengaruhi satu sama lain yang merupakan sistem. Dalam hal ini makhluk hidup biasa disebut dengan biotik, sedangkan makhluk yang tidak hidup disebut abiotik. Sistem tersebut terdapat dua aspek yang sangat penting yaitu arus energi atau aliran energi dan daur materi. Aliran energi dapat terlihat pada struktur makanan, keragaman biotik, dan siklus bahan atau pertukaran bahan-bahan antara bahan hidup dan tidak hidup. Sistem ini disebut ekosistem. (Irwan, ZoerainiDjamal, 2012 : 27) 

Menurut Undang-undang lingkungan hidup (UULH, 1982) ekosistem adalah tatanan kesatuan secaara utuh menyeluruh antara segenap unsure lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Dalam ekosistem, terdapat makhluk hidup dan lingkungannya. Makhluk hidup terdiri dari tumbuhan, hewan dan manusia. Sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar individu. Menurut UULH Tahun 1982, lingkungan hidup adalah suatu kesatuan ruang, dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. 

Menurut Soemarwoto (1985) ada beberapa faktor yang menentukan lingkungan hidup yaitu:

1) Jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup.
2) Hubungan atau interaksi antara unsure dalam lingkungan.
3) Kelakuan atau kondisi unsure lingkungan hidup.
4) Non-material, suhu, cahaya, kebisingan.

Ekosistem merupakan tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas, atau merupakan kesatuan dari suatu komunitas dengan lingkungannya dimana terjadi antar hubungan. Disini tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan dan hewan saja, tetapi juga segala macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu serta energi yang menjadi sumber kekuatan. Untuk mendapatkan energi dan materi, yang diperlukan untuk kelangsungan hidup semua komunitas bergantung kepada lingkungan abiotik. Organisme produsen memerlukan energi, cahaya, oksigen, air, dan garam-garam yang semuanya diambil dari lingkungan abiotik. Energi dan materi dari konsumen tingkat pertama diteruskan ke konsumen tingkat kedua dan seterusnya melalui jaring-jaring makanan (Irwan, Zoeraini Djamal, 2012 : 28). 

Menurut Irwan, Zoeraini Djamal (2012) kaidah-kaidah ekosistem meliputi:

a.       Suatu ekositem diatur dan dikendalikan secara alamiah.
b.      Suatu ekosistem mempunyai daya kemampuan yang optimal dalam keadaan berimbang. Di atas kemampuan tersebut ekosistem tidak lagi terkendali, dengan akibat menimbulkan perubahan-perubahan lingkungan atau krisis lingkungn yang tidak lagi berada dalam keadaan lestari bagi kehidupan organisme.
c.       Terdapat interaksi antara seluruh unsur-unsur lingkungan yang saling memengaruhi dan bersifat timbal balik.
d.      Interaksi terjadi antara:
1.)    Komponen komponen biotik dengan komponen abiotik.
2.)    Sesama komponen biotik.
3.)    Sesama komponen abiotik.
e.       Interaksi itu senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil, untuk mencapai suatu optimum mengikuti setiap perubahan yang dapat ditimbulkan terhadapnya dalam ukuran batas-batas kesanggupan.
f.        Setiap ekosistem memiliki sifat-sifat yang khas di samping yang umum dan secara bersama-sama dengan ekosistem lainnya mempunyai peranan terhadap ekosistem keseluruhannya.
g.      Setiap ekosistem tergantung dan dapat dipengruhi oleh faktor tempat, waktu dan masing-masing membentuk basis-basis perbedaan di antara ekosistem itu sendiri sebagai pencerminan sifat-sifat yang khas.
h.      Antara satu dengan yang lainnya, masing-masing ekosistem juga melibatkan diri untuk memiliki interaksinya pula secara tertentu.

 Dari segi keperluan deskriptif, komponen-komponen dalam ekosistem terdiri dari:

a.       Komponen abiotik
1.)    Air
Variasi drastis dalam ketersediaan air di antara habitat-habitat yang berbeda merupakaan sebuah faktor penting lain dalam distribusi spesies. Spesies yang hidup di  pesisir atau di lahan basah pasang dapat terdesikasi (mengering) sewaktu padang surut. Organisme darata menghadapi ancaman desikasi yang nyaris terus menerus dan distribusi spesies darat mencerminkan kemampuan memperoleh dan mengonversi air. Organisme gurun misalnya menunjukkan berbagai adaptasi untuk memperoleh dan mengonversi air di lingkungan kering. (Campbell, et all : 1999)
2.)    Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor yang penting dalam distribusi organisme karena efeknya terhadap proses-proses biologis. Sel-sel mungkin pecah jika air yang dikandung membeku, dan protein-protein kebanyaka organisme terdenaturasi pada suhu di atas 45°C. Selain itu, hanya sedikit organisme yang dapat mempertahankan metabolisme aktif pada suhu yang amat rendah atau amat tinggi. (Campbell, et all : 1999)
3.)    Senyawa –senyawa ion organik (C, H, CO2, H2O dan lainnya) yang terlibat dalam siklus hahan mineral.(Irwan, ZoerainiDjamal, 2012)
4.)    Senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak dan sebagainya) yang menghubungkan biotik dan abiotik. (Irwan, ZoerainiDjamal, 2012)
b.      Komponen-komponen biomas
1.)    Produsen, organisme autotrofik umumnya merupakan tumbuhan hijau yang mempu menghasilkan atau membentuk makanan dari senyawa-senyawa an-organik yang sederhana. (Irwan, ZoerainiDjamal, 2012)
2.)    Makro-konsumer atau phatogrof merupakan organisme-organisme hetero tropik, terutama binatang-binatang yang mencernakan organisme-organisme atau bagian bahan organik. (Irwan, ZoerainiDjamal, 2012)
3.)    Mikro-konsumer, sapototrof atau osmotrop, organisme heterotropik terutama bakteri dan jamur yang merombak senyawa-senyawa kompleks daripada protoplasma mati. (Irwan, ZoerainiDjamal, 2012)
c.       Komponen biotik (Nurjhani, Mimin : 2010)
1.)    Produsen         : tumbuhan hijau dan bakteri (autotrof)
2.)    Konsumen       : herbivora, karnivora (heterotrof)
3.)    Dekomposer

B.     HIPOTESIS

1.      Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme di dalamnya.
2. Lingkungan dan organisme akan berinteraksi dan berhubungan erat untuk saling memengaruhi dan menciptakan kehidupan yang selaras.

BAB III

METODE PENELITIAN

A.    WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini berjudul ”Interaksi Organisme dengan Lingkungannya” yang dilaksanakan di Kolam Kebun Biologi bagian Barat FMIPA UNY. Sebagai media penelitian ini adalah sepetak kolam berukuran 1,5x1,5m. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 November 2016 pukul 09.30 WIB.

B.     ALAT DAN BAHAN

Pada praktikum ini alat dan bahan yang digunakan berupa :
1.      Termometer ruang
2.      Higrometer
3.      Ph meter ( Ph stik )
4.      Berbagai makhluk hidup yang tumbuh di atas tanah 2x2m
5.      Rafia
6.      Anemometer

C.    CARA KERJA
1.      Menentukan lokasi pengamatan di kolam biologi bagian barat
2.      Membuat plot 1,5m x 1,5m untuk membatasi kolam tersebut
3.      Mengamati kondisi mikroklimat, meliputi : suhu, kelembaban, angin
4.      Mengamati keadaan edafiknya, meliputi : suhu, kadar air (kelembaban), Ph air
5.      Mengamati macam vegetasi yang ada
6.      Mengamati hubungan antara : factor mikroklimat dan keadaan vegetasi yang ada, mikroklimat dengan edafik, dan kondisi vegetasi dengan edafiknya
7.      Membuat laporan hasil pengamatan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil Pengamatan :

Parameter
Lokasi Pengamatan
Kondisi Vegetasi

Macam Jenis
Tumbuhan :
-          Genjer
-          Daun teratai
-          Hydrilla
-          Lumut
1.    Macam Hewan
-   Keong      0%
-   Cethul      20%
-   Arwana    5%
A.    Mikroklimat

1.      Suhu
27%
2.      Kelembapan
75%
3.      Intensitas Cahaya
-
4.      Angin
0,0 km/h
B.     Edafik

1.      Suhu
-
2.      Kelembapan
-
3.      Porositas
-
4.      Ph
6
5.      Tekstur tanah
-
6.      Struktur tanah
-
7.      Keterangan lain
Nyamuk menghisap darah tangan

B.     PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dari pengamatan terhadap sepetak kolam berukuran 1,5x1,5  meter yang pohon dan makhluk hidup lain terdapat faktor lain yang memengaruhi hidup dan kehidupan organisme di dalamnya. Setiap organisme dapat tumbuh dan berkembang karena tercukupi berbagai kebutuhan dari segi internal maupun eksternal. Oleh karena itu, lingkungan yang baik akan membawa organismenya pada keadaan yang baik, begitu sebaliknya lingkungan yang buruk dan tidak dapat memenuhi kebutuhan organismenya maka akan membawa organisme itu pada kondisi yang tidak baik. 

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sepetak tanah berukuran 2x2m dihuni oleh jenis tumbuhan berupa satu pohon cemara, rumput A, rumput B dan rumput C. Sedangkan jenis hewan berupa semut merah, semut hitam, hewan A dan hewan B.Pada lingkungan ini yang terdapat pada halaman laboratorium biologi mempunyaitingkat kerapatan penghuni tanah sebesar 35%. Sedangkan pencahayaan yang mengenai tanah ini sebesar 30%, karena sebagian tertutup oleh pohon dan atap bangunan. Suhupada lingkungan ini menunjukka angka pada 29°C. Kelembapan yang terdeteksi pada lingkungan ini sebesar 62%. Intensitas cahaya yang terukur adalah 1162 Lux. Kondisi edafik pada lingkungan ini menunjukkan suhu tanah sebesar 26°C. Kadar air pada tanah menunjukkan kering karena struktur tanah yang terdiri atas tanah halus kering dan berpasir. Sedangkan tingkat porositas pada tanah ini menunjukkan harga yang tinggi karena mampu menyerap air dengan cepat. Adapun pH tanah yang terukur adalah 7. Tekstur tanah bagian atas berpasir dan di bawahnya tanah kering yang halus tetapi keras. 

Pada lingkungan sepetak tanah dan penghuni di dalamnya ini menunjukkan bahwa organisme yang menempati suatu lingkungan berperan dan berinteraksi aktif terhadap lingkungannya. Lingkungan ini merupakan ruang tiga dimensi dan organisme yang ada di dalamnya merupakan bagian yang menghuninya. Lingkungan disini bersifat dinamis dan dapat berubah-ubah setiap saat. Perubahan dan perbedaan yang terjadi secara mutlak maupun relatif dari faktor-faktor lingkungan terhadap tumbuhan maupun hewan akan berbeda-beda menurut waktu, tempat dan keadaan organime itu sendiri. 

Lingkungan yang diamati saat ini tidak banyak ditumbuhi tumbuhan dan dihuni hewan. Hal ini disebabkan karena kondisi tanah yang kering dan terlihat tidak subur. Selain itu kebutuhan akan air tidak tercukupi dengan baik, sehingga kondisi tanah tidak baik untuk pertumbuhan tumbuhan lain. Hanya tumbuhan tertentu saja yang dapat bertahan hidup pada kondisi yang sedemikian rupa ini karena mereka dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri baik dari segi morfologis maupun fungsi tubuhnya untuk menghadapi kondisi seperti ini.  Disisi lain, kecukupan nutrisi yang tersedia  pada lingkungan ini juga kurang efektif untuk melangusngkan hidup lebih banyak organisme. 

Sistem produksi dalam ekosistem erat kaitannya dengan daur materi dan aliran energi. Produksi merupakan istilah umum bagi ahli ekologi yang digunakan untuk proses pemasukan dan penyimpanan energi dalam ekosistem. Produksi primer meliputi pemasukan-pemasukan yang mencakup pemindahan energi cahaya menjadi energi kimia oleh produsen. Penggunaan energi pada binatang dan mikroba disebut produksi sekunder. Produksi primer dari suatu ekosistem berasal dari proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau dengan pengikatan energi yang berasal dari sinar matahari.  

Sebetulnya, kehidupan merupakan proses pertukaran energi antara organisme dan lingkungan. Melalui tumbuhan hijau, energi sinar matahari diikat dan diubah menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa gula. Sifat dan susunan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Setiap bentuk organisme atau bagiannya yang memungkinkan organisme itu hidup pada keadaan lingkungan tertentu inilah yang disebut dengan adaptasi. Adaptasi dimungkinkan oleh faktor-faktor keturunan atau gen. Gen itu menentukan sifat potensial organisme atau individu. Organisme ini akan berkembang atau tidak tergantung dari faktor-faktor lingkungan yang sesuai. Masing-masing gen memerlukan keadaan lingkungan tertentu untuk dapat bekerja. Makin beraneka ragam keadaan lingkungan maka makin beraneka ragam sifat makhluk hidup. Selain itu, mutasi menambah keanekaragaman dan daya penyesuaian diri terhadap lingkungan. Adaptasi dan seleksi menyebabkan timbulnya evolusi yang melahirkan beribu-ribu jenis makhluk hidup di dunia. 

Jadi, antara organisme dan lingkungannya terjalin hubungan timbal balik yang sangat erat. Tanpa lingkungan, organisme tidak mungkin ada, dan sebaliknya jika lingkungan tanpa organisme tidak berarti apa-apa. Di samping itu lingkungan akan memenuhi standar kehidupan jika lingkungan itu harus dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kehidupan, serta lingkungan tidak dapat memengaruhi hal yang bertentangan dengan kehidupan organisme. Banyak persyaratan dari organisme terhadap lingkungan agar mereka dapat hidup terus. Jika makhluk hidup itu tidak dapat menyesuaikan dengan perubahan lingkungan mak ia akan mati. Banyak dari organisme yang mati ketika masih muda. Hal itu disebabkan, sebagian besar individu yang masih muda mati bukan karena cacat atau kekurangan secara alami, akan tetapi adalah disebabkan oleh ketidakmampuan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Walaupun tetap ada kelahiran-kelahiran individu itu mempunyai cacat dari lahir atau cacat bawaan itu bukanlah faktor utama.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN

Dari percobaan yang telahdilakukan, dapatdisimpulkanbahwa:

1.      Kondisi mikroklimat dan edafik suatu lingkungan memengaruhi kondisi organisme yang hidup pada lingkungan tersebut.
2.      Vegetasi pada lingkungan tertentu akan berbeda dengan vegetasi pada lingkungan yang lain pula. Hal ini disebabkan karena perlunya adaptasi untuk bisa hidup pada lingkungan tertentu dan kondisi tertentu. Karakter lingkungan juga akan berpengaruh pada karakter vegetasi yang ada di dalamnya.
3.      Kondisi mikroklimat pada lingkungan adalah berbeda-beda, sehingga lingkungan tertentu dengan karakter mikroklimatnya akan memengaruhi vegetasi yang ada. Pengaruh suhu, kelembapan intensitas cahaya dan angin inilah yang menyebabkan tidak semua organisme dapat bertahan hidup pada kondisi mikroklimat tertentu.
4.      Berbagai vegetasi akan dapat tumbuh, berkembang dan hidup pada kondisi mikroklimat yang cocok. Sehingga keduanya akan saling berinteraksi untuk dapat hidup dan bertahan hidup dengan berbagai faktor yaang memengaruhi. Vegetasi yang tumbuh pada mikroklimat tertentu, karena vegetasi tersebut mempunyai kekhasan pada morfologi ataupun fungsi tubuhnya hingga cocok hidup pada kondisi yang demikian.
5.      Kondisi mikroklimat dan edafik pada lingkungan mempunyai hubungan yang sangat erat. Keduanya merupakan faktor abiotik yang memengaruhi kelangsungan hidup organisme di lingkungnnya. Sebagai penyedia faktor eksternal untuk membantu mengubah energi menjadi makanan, untuk bernapas dan sebagainya.

B.     SARAN

1.      Bagi peneliti selanjutnya untuk lebih giat dalam mengamati suatu masalah atau penelitian, serta diharapkan peka dengan lingkungan sekitar.
2.      Bagi lembaga pendidikan untuk selalu mendukung penelitian ataupun kerja keras anak bangsa dalam menyumbangkan ide kreatif untuk pembangunan nasional, serta turut aktif dalam menjaga lingkungan sehingga dapat menjadi modal untuk penelitian masa depan.
3.      Bagi para pendidik untuk senantiasa menjadi pendidik yang aktif dan profesional dalam mendampingi anak didiknya berkarya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi demi perkembangan dan peradaban manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil. 1999. Biologi Campbell Jilid II. Jakarta : Erlangga.
 Irwan, Zuraini D. 2012. Prinsip-prinsip Ekologi, Ekosistem,Lingkungan dan Pelestariannya. Bumi Aksara. Jakarta.
Nurjhani, Mimin. 2010. EkologisebagaiDasarIlmuLingkungan.
http://p4tkipa.net/modul/ Tahun2010/BERMUTU/Ekosistem.pdf. diaksespadaKamis, 11 Oktober 2013.
Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. W.B Saunders Company. London
Otto Soemarwoto.1983. EkologiLingkunganHidupdan Pembangunan.Jakarta.
Undang Undang Lingkungan Hidup. 1982. Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar